Halaman

Minggu, 05 Januari 2014

TUGAS MAKALAH "LINGSTIK HISTORIS KOMPARATIF "

BAB I
LEKSIKOSTASTISTIK
1. Batasan Pengertian
Sudah dikemukakan di atas bahwa salah satu metode pengelompokan adalah leksikostatistik, namun karna fungsinya bukan semata-mata untuk mengadakan kelompokan, maka metode ini akan di bicarakan secara khusus. Pada dasarnya kedua istilah itu sebenarnya  memiliki pengertian  yang agak berlainan, sekurang-kurangnya  menyangkut sasaran akhir yang akan di capai. 
Mengingat bahwa dalam kenyataannya kedua istilah itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling melengkapi dan sering kali juga keduanya di samakan saja. Namun demikian  dapat saja diberikan suatu pegangan mengenai pengertian  dasar bagi masing-masing istilah itu.
Pengertian pokok antara kedua istilah itu dapat dirumuskan sebagai berikut 
1. Leksikostatistik: adalah suatu teknik dalam pengolompokan  bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata ( leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan prosantase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.
2. Glotokronologi: adalah suatu teknik dalam linguistik historis yang berusa mengadakan  mengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu         ( time depth) atau perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat. Dalam hal ini usia bahasa tidak dihitung secara mutlak  dalam suatu tahun tertentu, tapi dihitung secara umum, misalnya mempergunakan satuan ribuan tahun (millenium). 
Dengan  demikian, yang ingin dicapai dalam teknik ini adalah kepastian  mengenai usia bahasa, yang mengenai kapan sebuah bahasa muncul, dan bagai mana hubungannya dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya. Seperti halnya dengan metode hestoris komparatif lainnya, teknik itu dikembangkan terutama untuk bahasa-bahasa yang tidak memiliki naskah-naskah kuno.
Sebagai mana telah di uraikan dalam bagian-bagian terdahulu beberapa metode telah di kembangkan terlebih dahulu untuk mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa,  guna mengetahui  tingkat kekerabatan  antar bahasa. Tapi metode-metode tersebut tidak dapat dipakai  untuk menghitung eratnya hubungan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya.
2. Asumsi dasar leksikostatistik  
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap berbagai bahasa, akhirnya memperoleh empat macam asumsi dasar (andalan dasar, basic assumption) yang dapat di pergunakan sebagai titik tolak dalam usaha mencari jawaban mengenai usia bahasa , atau secara tepatnya bila mana terjadi diferensi antara  dua bahasa atau lebih. 
1. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya. Asumsi ini sebenarnya sudah dikenal sebelumnya dalam pengelompokan  bahasa-bahasa, yanitu dalam metode  leksikostatistik, kosa kata dasar  yang di ambil  dalam metode leksikostatistik  dibatasi jumlahnya, setelah di adakan penelitian yang ketat dan pengujian-pengujian untuk menerapkan metode ini secara baik.  Ia juga menyusun sebuah daftar kosa kata dasar yang terdiri dari 100 kata, untuk ketepatan perhitngan lebih baik mempergunakan 200 kata dari pada 100 kata
2. Retensi (ketahanan) kosa kata dasar adalah kostan sepenjang masa. Asumsi dasar yang kedua mengatakan bahwa dari kosa kata dasar yang ada dalam suatu bahasa, suatu prosantase tertentu selalu akan bertahan dalam 1.000 tahun, kalau asumsi ini diterima, maka implikasinya adalah bahwa dari 200 kosa kata dasar yang dimiliki sebuah bahasa, sesudah 1.000 tahun  akan bertahan sekian porsen, dan dari sistem yang sudah 1.000 tahun kemudian akan bertahan lagi prosentase yang sama.  
3.   Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.
Asumsi ketiga ini telah di uji dalam 13 bahasa , di antarnya ada yang memiliki naskah-naskah tertulis. Bila di adakan komputasi dengan mempergunakan  asumsi kedua, maka retensi rata-rata kosa kata dasar suatu bahasa dalam  setiap 1.000 tahun dapat dinyatakan dalam rumus: 80,5% tentu dalam suatu bahasa  demikian selanjutnya sesudah 1.000 tahun kedua akan tinggal: 80,5%  dan di bulatkan menjadi 113 kata dan seterusnya.
4.Bila prosantase dari dua bahasa kerabat (cognale) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah waktu pisah kedua bahasa tersebut. Asumsi dasar keempat ini merupakan konsekuensi logis dari asumsi dasar kedua dan ketiga. Asumsi ini berlaku dengan syarat bahwa tidak ada  hal-hal yang memperlambat atau mempercepat perpisahan tadi (celeteis paribus) atau karena akan memperoleh fasilitas-fasilitas  yang lebih baik , maka bangsa yang akan di jajah akan menerima bahasa penjajah dalam pergaulan sehari-hari, yang dengan demikian akan mempengaruhi ketahan bahasa masyarakat jajahan itu.
 

BAB II 
 1. Teknik leksikostastik


Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas , maka perlu di ambil langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah tersebut merupakan teknik-teknik metode leksikostastik di antara langkah-langkah yang sangat diperlukan antara lain adalah; 



1)      Mengumpulkan kosa kata dasar bahasa kerabat
2)      Menetapkan pasangan-pasangan mana dari kedua bahasa tadi adalah kata kerabat ( cognele);

3)      Menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa;

4)      Munghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih tepat.
  a. Mengumpulkan kosa kata dasar 
Unsur yang paling penting dalam membandingkan dua bahasa atau lebih adalah mengumpulkan daftar kosa kata dari bahasa-bahasa yang di teliti, daftar yang baik adalah daftar yang di susun oleh Morris Swadesh yang berisi dari 200 kata. Mungkin kelak ada ahli-ahli yang akan menyodorkan suatu daftar lain tapi haru diingat bahwa setiap pembaharuan harus diuji akan dibuktikan apakah prosantase refensi itu sama atau tidak.  

Swadesh sendiri kemudian telah mengusulkan suatu daftar kata yang terdiri 100  kata. Alasannya  adalah bahwa dalam daftar yang lama ada beberapa kata  yang tidak universal seperti: es, salju, membeku,   terlepas dari kelemahan itu, adalah suatu kekeliruan  untuk menyusun suatu daftar yang lebih singkat, karena semakin singkat suatu daftar, semakin besar pula peluang untuk membuat kesalahan. Apalagi sering tidak mungkin untuk mendapatkan kata bagi setiap gloss dalam daftar tersebut. Sebab itu ada beberapa ahli yang menyaksikan hasil yang akan dicapai dengan daftaryang terdiri 100 kata.

b. Menghitung Kata Kerabat

Dalam membandingkan kata-kata untuk menetapkan kata-kata mana yang merupakan kata kerabat dan  mana yang tidak, maka perlu di kemukakan lagi suatu asumsi lain dalam metode  perbandingan yaitu:Fonen bahasa proto yang sudah berkembang secara berlainan dalam bahasa-bahasa kerabat, akan berkembang terus konsisten dalam lingkungan linguistik masing-masing bahasa kerabat.Bila mereka mempunyai relatif  sama dibandinkan suatu sama lain, bila mereka mempunyai hubungan genetis, maka pasangan fonem-fonem tersebut akan timbul kembali dalam banyak pasangan yang lain. Pinjaman dari bahasa-bahasa kerabat sejauh mungkin ditetapkan dengan membandingkannya dengan unsur-unsur lain. Ketiga, kata-kata jadikan pada sebuah kata benda memperlihatkan bahwa kata itu bukan kata dasar, misalnya  matahari dalam bahasa melayu  atau kata pohon ‘mata’  dalam bahasa sunda jelas bukan kata dasar: sebab itu harus diperhitungkan sebagai nol.  


a.      Gloss yang tidak diperhitungkan 
Dalam membandingkan kata-kata untuk menetapkan kata mana yang merupakan kata kerabat dan mana yang tidak. Gloss yang tidak di perhitungkan itu adalah kata-kata kosong, yaitu gloss yang tidak ada katanya baik dalam salah satu bahasa  maupun  dalam kedua bahasa kedua, semua kata pinjaman  dari bahasa non-kerabat . Pinjaman dari bahasa-bahasa kerabat sejauh mungkin ditetapkan dengan membandingkannya dengan unsur-unsur lain. Ketiga, kata-kata jadikan pada sebuah kata benda memperlihatkan bahwa kata itu bukan kata dasar, misalnya  matahari dalam bahasa melayu  atau kata pohon ‘mata’  dalam bahasa sunda jelas bukan kata dasar: sebab itu harus diperhitungkan sebagai nol. 

b.      Pengisolasian morfem terikat 
Bila dalam kata-kata yang dikumpulkan itu terdapat morfem-morfem terikat, maka sebelum mengadakan perbandingan  untuk mendapatkan kata-kata kerabat atau non kerabat, semua morfem terikat itu harus diisolir terlebih dahulu, dengan mengisolasi morfem tersebut, lebih mudahlah bagi kita untuk menetapkan ataukah satu pasangan kata menunjukan kesamaan atau tidak.Misalnya gloss give dalam bahasa indonesia memberi, harus disolasi morfem terikatnya sehingga  yang dibandingkan nanti adalah bentuk dasarnya yaitu beri. 

c.       Penatapan kata kerabat 
Bila kedua prosedur di atas telah dikerjakan,baru dimulai perbandingan antara pasangan –pasangan kata dalam bahasa-bahasa tersebut, untuk menetapkan apakah pasangan itu berkerabat atau tidak. Seperti yang di jelaskan dalam prosedur (1)  bila dalam mengisolasi morfem  terikat ternyata  sebuah kata memiliki morfem  dasar yang sama dengan sebuah kata memiliki morfem dasar yang sama dengan sebuah kata untuk glass lainya, sedangkan yang berbeda di tetapkan sebagai kata yang non-kerabat.
1.      Klasifikasi bahasa 
Metode leksikostasiisitik atau glotokronologi bukan semata-mata merupakan metode untuk menentukan waktu pisah dua bahasa kerabat, tapi ia juga menjadi metode  untuk mengadakan  mengelompokan bahasa-bahasa kerabat. Sebenarnya mengetahui waktu pisah antara bahasa-bahasa kerabat berdasarkan kata-kata  kerabatnya sudah tersirat pula mengolompokan itu. Bahasa-bahasa memperlihatkan prosantase  kekerabatan yang tinggi merupakan kelompok yang lebih dekat keanggotaanya, sedangkan yang prosantase  kekerabatan yang kecil saja merupakan bahasa yang agak jauh kekerabatannya dan termasuk dalam kelompok yang lebih besar.


2.      Nilai leksikostastistik 
Sebagai tampak dari uraian di atas, pertama-tama leksikostastik atau glotokronologi berguna untuk mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa kerabat, disamping itu dapat dipakai pula  sebagai metode  untuk menetapkan usia atau waktu pisah bahasa-bahasa kerabat satu dari yang lain.
 Bagi seorang antropolog dan ahli sejarah, data leksikostastistik memberikan gambaran mengenai tingkat gambaran mengenai tingkat perkembangan bahasa-bahasa  dan dialek-alek, dengan mengadakan penyilidiakan di atas  sejumlah hubungan dan dialek, maka pasangan yang menunjukan angka perpisahan yang tinggi menyatakan   bahawa pencambangan bahasa tersebut pada waktu yang lebih tua, sedangkan pasangan yang menunjukan angka perpisahan yang kecil menyatakan  bahwa pencambangan baru saja terjadi. Dengan demikian  mereka dapat menyusun tingkat-tingkat urutan perpisahan bahasa-bahasa tersebut. Tata urut peerpisahan tersebut dapat menghubungkan data linguistik dengan migrasi, atau perkembangaan kebudayaan yang telah dxiketahuai atau yang diduga telah terjadi.
      Data leksikoststistik dapat mengandung lokasi geografis, seperti kontak-kontak kebudayaan pada budaya-budaya proto. Dialeg-dialeg proto di anggap homogen sampai diketemukannya bukti-bukti perpisahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar