Halaman

Minggu, 15 Desember 2013

BEKAL KEEMPAT : AKHLAK YANG MULIA


Seorang da’i haruslah berperangai dengan akhlak yang mulia, dimana ilmunya tampak terefleksikan di dalam aqidah, ibadah, perilaku dan semua jalan hidupnya, sehingga ia dapat menjalankan peran sebagai seorang da’i di jalan Alloh. Adapun apabila ia dalam keadaan sebaliknya, maka sesungguhnya dakwahnya akan gagal, sekiranya sukses maka kesuksesannya sedikit.
Wajib bagi da’i mengamalkan apa yang ia dakwahkan, baik berupa ibadah, mu’amalah, akhlak dan suluk (sifat/karakter), sehingga dakwahnya diterima dan ia tidak termasuk orang yang pertama kali dilemparkan ke dalam neraka.
Wahai saudaraku, sesungguhnya ketika kita memperhatikan keadaan kita, kita dapati dalam realita bahwa kadang kala kita berdakwah mengajak kepada sesuatu namun kita tidak mengamalkannya, tidak ragu lagi bawa hal ini merupakan aib yang besar. Allohumma, melainkan ada pandangan yang merintangi antara kita dengan dirinya kepada sesuatu yang lebih baik, karena setiap tempat memiliki ucapan tersendiri.
Maka sesuatu yang utama, terkadang menjadi lebih diutamakan disebabkan oleh sejumlah hal yang menjadikannya lebih rajih (kuat) keutamaannya. Oleh karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengajak kepada beberapa karakteristik namun acap kali pula beliau menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih penting darinya. Suatu saat beliau akan berpuasa sampai dikatakan beliau tidak akan berbuka, dan pada saat lain beliau akan berbuka sampai dikatakan beliau tidak akan berpuasa.
Wahai saudaraku, sesungguhnya aku sangat berkeinginan agar setiap da’i berperangai dengan akhlak yang pantas bagi seorang da’i, sehingga ia dapat menjadi seorang da’i yang sejati dan perkataannya dapat lebih mudah untuk diterima.



COPYLEFT 2007
Maktabah Abu Salma al-Atsari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar